Daerah

DLH Kota Malang Dorong Pemanfaatan Eco Enzyme, Solusi Kurangi Sampah Organik

113
×

DLH Kota Malang Dorong Pemanfaatan Eco Enzyme, Solusi Kurangi Sampah Organik

Share this article
DLH Kota Malang Dorong Pemanfaatan Eco Enzyme, Solusi Kurangi Sampah Organik
Ratusan peserta dari berbagai kelurahan di Kota Malang antusias mengikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah yang digelar DLH Kota Malang di Hotel Pelangi, Rabu (24/9/2025). Kegiatan ini memperkenalkan inovasi pengelolaan sampah organik melalui Eco Enzyme dan budidaya maggot BSF.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Persoalan sampah organik yang terus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Malang. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, dari 67,8 juta ton timbulan sampah nasional pada 2019, sekitar 57 persen di antaranya berupa sampah organik.

Jika kondisi ini tidak segera ditangani, maka akan menimbulkan persoalan lingkungan. Mulai dari bau menyengat, pencemaran, hingga emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global.

Menjawab persoalan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang memperkenalkan Eco Enzyme sebagai solusi praktis yang bisa diterapkan langsung di rumah tangga. Inovasi ini dikenalkan bersamaan dengan program pelatihan pengelolaan sampah bagi masyarakat Kota Malang di Hotel Pelangi, Rabu (24/9/2025).

Plt. Kepala DLH Kota Malang, Gaimaliel Raymond, menjelaskan bahwa Eco Enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik berupa kulit buah dan sisa sayuran dengan campuran gula merah atau molase serta air bersih. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih tiga bulan hingga menghasilkan cairan multifungsi yang ramah lingkungan.

“Eco Enzyme ini sederhana, bisa dibuat siapa saja di rumah. Bahannya hanya sisa dapur, molase, dan air. Tapi hasilnya luar biasa. Cairan ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah organik, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga sehari-hari,” kata Raymond.

Lebih lanjut, Raymond menuturkan, cairan Eco Enzyme memiliki aplikasi yang sangat luas. Di antaranya digunakan untuk membersihkan dapur, mencuci piring, pakaian, dan lantai, membersihkan kamar mandi, hingga mencuci rambut dan mandi. Cairan ini juga bisa dipakai untuk mencuci buah dan sayuran, berkumur, hingga sebagai pembersih udara alami.

“Dengan kata lain, Eco Enzyme bisa menggantikan banyak produk pembersih kimia yang selama ini kita beli di pasaran. Keuntungannya dobel, sampah organik di rumah berkurang dan masyarakat memperoleh cairan bermanfaat tanpa bahan kimia berbahaya,” ujarnya.

Raymond menekankan, pemanfaatan Eco Enzyme juga bagian dari upaya besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Menurutnya, jika kebiasaan membuat Eco Enzyme bisa meluas di masyarakat, maka beban TPA akan berkurang signifikan, sementara emisi gas metana dari sampah organik juga dapat ditekan.

“Ini soal kesadaran bersama. Eco Enzyme bukan hanya produk ramah lingkungan, tetapi juga gerakan untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Dari dapur rumah tangga, kita bisa berkontribusi menjaga masa depan lingkungan,” tegasnya.

DLH Kota Malang berkomitmen untuk terus menggencarkan sosialisasi dan pelatihan terkait Eco Enzyme ke berbagai komunitas dan kelompok masyarakat. Harapannya, Kota Malang bisa menjadi salah satu daerah percontohan dalam pengelolaan sampah organik berbasis masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *