Sudutkota.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang memastikan penanganan serius terhadap temuan kasus campak di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Berdasarkan pendataan, sedikitnya ada lima anak di Kelurahan Rejowinangun yang positif menderita campak.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, menjelaskan bahwa pihaknya langsung melakukan tindakan sejak laporan pertama diterima.
“Begitu ada laporan kasus campak, kami segera lakukan registrasi, kemudian mendata keluarga yang terdampak, dan langsung menjalankan imunisasi kejar. Saat ini imunisasi sudah dilakukan di dua kelurahan, yaitu Arjowinangun dan Bumiayu,” ujar Husnul kepada awak media, Selasa (9/9/2025).
Menurutnya, program imunisasi kejar ditujukan untuk menutup kekosongan imunisasi anak-anak yang belum lengkap. “Sasarannya terutama anak usia 1 sampai 2 tahun. Kalau ada anak yang imunisasinya bolong, itu yang segera kita vaksin. Prinsipnya, jangan sampai ada anak yang rentan tidak terlindungi,” tegasnya.
Campak atau measles adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (Measles virus). Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak dan ditandai dengan gejala awal berupa demam tinggi, batuk, pilek, mata merah (konjungtivitis), hingga muncul ruam merah di kulit.
“Campak sangat mudah menular. Penularannya terjadi melalui udara, terutama percikan ludah saat batuk atau bersin. Itu sebabnya, jika ada satu anak dalam keluarga yang terkena, risiko penularannya ke anggota keluarga lain sangat besar, apalagi jika daya tahan tubuh sedang lemah,” jelas Husnul.
Masa inkubasi campak biasanya 7 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Anak yang terinfeksi bisa menularkan kepada orang lain bahkan sebelum ruam merah muncul. Hal inilah yang membuat penyakit ini cepat menyebar di lingkungan padat penduduk.
Dinkes Kota Malang tidak hanya melakukan imunisasi kejar, tetapi juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Tujuannya agar edukasi tentang bahaya campak dan pentingnya imunisasi lebih mudah diterima warga.
“Kami mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat di Bumiayu dan Arjowinangun untuk ikut mengedukasi keluarga, agar tidak ada lagi anak yang terlewat imunisasi. Vaksin campak ini sangat efektif, terbukti bisa melindungi anak-anak dari risiko komplikasi,” terang Husnul.
Ia menambahkan, campak bukan hanya menyebabkan ruam dan demam. Pada kasus tertentu, campak bisa memicu komplikasi serius seperti pneumonia (radang paru), diare berat, hingga radang otak (encephalitis).
“Inilah mengapa imunisasi sangat penting. Pencegahan jauh lebih aman dan efektif dibandingkan mengobati ketika sudah terinfeksi,” tegasnya
Meski ada temuan kasus, Husnul menegaskan bahwa kondisi Kota Malang masih terkendali. “Jumlah kasus baru lima orang. Jadi belum bisa dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Untuk status KLB, itu yang menentukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.
Sebagai perbandingan, ia menyebutkan kasus di Kabupaten Pamekasan, Madura, yang mencapai hampir 1.000 orang. “Di Pamekasan sudah masuk KLB dan bahkan ditinjau langsung oleh Menteri Kesehatan. Sedangkan di Kota Malang, kasusnya masih jauh lebih sedikit dan dalam pengawasan ketat,” jelas Husnul
Dinkes Kota Malang kini tengah menunggu distribusi tambahan vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Kebutuhan vaksin sudah kami laporkan. Sementara menunggu, kami tetap melakukan imunisasi kejar di lapangan dengan stok yang tersedia. Setiap anak yang belum lengkap vaksinasinya harus segera ditutup kekurangannya,” katanya.
Husnul juga menyinggung soal capaian imunisasi rutin yang sempat terganggu akibat pandemi COVID-19. “Selama empat tahun terakhir, ada penurunan capaian imunisasi dasar karena berbagai faktor. Nah, program imunisasi kejar ini sekaligus untuk mengejar ketertinggalan itu, supaya kekebalan kelompok tetap terjaga di masyarakat,” pungkasnya.