Daerah

Lonjakan Kasus KDRT Jadi Peringatan Keras di Hari Keluarga Nasional ke-32 di Kota Malang

89
×

Lonjakan Kasus KDRT Jadi Peringatan Keras di Hari Keluarga Nasional ke-32 di Kota Malang

Share this article
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, saat mengisi sambutan dalam acara peringatan Harganas ke-32 Kota Malang. (Foto: Sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 di Kota Malang tahun 2025 diwarnai catatan kelam. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang mengungkap, sepanjang tahun 2025 ini sudah terjadi 126 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta 70 kasus kekerasan terhadap anak.

Kondisi tersebut menjadi perhatian utama karena menunjukkan bahwa keluarga yang seharusnya menjadi ruang aman justru kerap berubah menjadi tempat terjadinya kekerasan. Ironisnya, sebagian besar korban tidak berani melapor lantaran pelaku adalah orang terdekat, mulai dari ayah, kakek, hingga kerabat lain di lingkaran keluarga.

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menegaskan bahwa kasus-kasus ini harus menjadi alarm serius bagi semua pihak. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri peringatan Harganas ke-32 yang digelar di Hall A Mini Block Office Lantai 4, Rabu (20/8/2025).

“Korban sering menyimpan sendiri penderitaannya karena pelaku adalah orang-orang dekat. Padahal keluarga adalah pondasi utama dalam melindungi dan membentuk generasi yang kuat. Karena itu kami tekankan pentingnya penguatan keluarga sebagai benteng pertama dari segala bentuk kekerasan,” ucap Donny.

Selain menyoroti KDRT, Donny juga menegaskan kembali pentingnya program Keluarga Berencana (KB) yang telah berjalan berkesinambungan selama puluhan tahun. Menurutnya, KB bukan sekadar soal penggunaan alat kontrasepsi, tetapi juga menyangkut pola asuh anak, pemberdayaan keluarga, serta peningkatan kualitas hidup.

“Tujuan KB adalah menciptakan keluarga sehat, berdaya, dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya. Keluarga harus dibekali dengan kapasitas dan pengetahuan agar mampu menghadapi tantangan zaman sekaligus melahirkan generasi berkualitas,” tambahnya.

Peringatan Harganas di Kota Malang juga menjadi momentum untuk mendorong kolaborasi lintas sektor. Dinsos P3AP2KB menggandeng kelurahan, kecamatan, hingga lembaga kemasyarakatan seperti LPMK dan RT/RW untuk memperkuat jejaring pelaporan kasus kekerasan. Dengan demikian, korban bisa segera mendapatkan penanganan medis maupun pendampingan psikologis sejak dini.

Donny menekankan bahwa fokus utama pemerintah bukanlah pada banyak atau sedikitnya laporan, melainkan pada penyelamatan korban.

“Kami ingin masyarakat tidak takut melapor. Laporan itu bukan sekadar angka statistik, tetapi wujud kepedulian bersama agar korban bisa cepat tertolong dan tidak berlarut dalam penderitaan,” jelasnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa keluarga adalah inti dari pembangunan bangsa. Tanpa keluarga yang kokoh, sulit membayangkan lahirnya masyarakat yang sejahtera. Karena itu, momentum Harganas ke-32 ini diharapkan mampu memperkuat kesadaran publik bahwa upaya menekan angka KDRT dan kekerasan terhadap anak bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama.

“Kalau keluarga kuat, bangsa akan kuat. Kalau keluarga rapuh, bangsa juga rapuh. Maka mari kita jaga keluarga masing-masing agar bisa menjadi sumber kebahagiaan, perlindungan, dan kekuatan untuk masa depan,” pungkas Donny. (mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *