Sudutkota.id – Kunjungan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H., ke Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) milik Lapas Kelas I Malang, merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah untuk memperkuat sistem pembinaan warga binaan yang berkelanjutan dan berbasis produktivitas.
SAE Lapas Kelas I Malang berdiri di atas lahan seluas 13 hektare. Lahan ini dimanfaatkan sebagai pusat pembinaan kerja bagi warga binaan. Meliputi berbagai sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan, pengolahan makanan, dan pelatihan keterampilan kewirausahaan.
Melalui SAE ini, warga binaan tidak hanya diberikan pelatihan kerja, tetapi juga diajak mengembangkan sikap mandiri, bertanggung jawab, dan siap kembali menjadi bagian produktif dalam masyarakat.
Hadirkan Kolaborasi Lintas Lembaga
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, antara lain Plt. Direktur Jenderal Imigrasi, Direktur Kepatuhan Internal Ditjen Imigrasi, Kepala Kanwil Imigrasi Jawa Timur, Wakapolda Jawa Timur, Wakajati Jawa Timur, Wakil Bupati Pasuruan, perwakilan Bupati Banyuwangi, jajaran Forkopimda dari Kabupaten dan Kota Malang, serta para kepala UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi se-Jawa Timur.
Hadir pula stakeholder dari sektor swasta dan mitra binaan Lapas, yang selama ini ikut berperan dalam mendukung program pembinaan dan pemberdayaan warga binaan.
Sambutan Kepala Kanwil Pemasyarakatan Jatim
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono, Bc.I.P., S.I.P., M.Si., menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas kehadiran Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI serta seluruh tamu undangan yang hadir.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang tidak hanya represif, tetapi transformatif dan solutif.
“Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat sehat dan semangat kebersamaan yang membawa kita berkumpul hari ini di SAE Lapas Kelas I Malang. Kehadiran Bapak Menteri, para pejabat tinggi, dan seluruh stakeholder merupakan kehormatan sekaligus bentuk dukungan moral bagi kami semua dalam menjalankan tugas pembinaan,” ujar Kadiyono.
“SAE yang berdiri di atas lahan seluas 13 hektare ini adalah laboratorium pembinaan. Di sini, para warga binaan kami berlatih, berkarya, dan bertransformasi. Mereka tidak hanya diajari keterampilan, tapi juga dibentuk kepribadiannya agar siap menjadi warga negara yang baik setelah bebas,” lanjutnya.
Kadiyono menjelaskan bahwa di wilayah Kanwil Pemasyarakatan Jawa Timur, terdapat lebih dari 28.000 warga binaan yang sedang menjalani masa pidana.
Program pembinaan di SAE menjadi salah satu model yang telah terbukti mampu meningkatkan tingkat keberhasilan reintegrasi sosial serta menurunkan angka residivisme.
“Pembinaan yang kami jalankan tidak akan berhasil tanpa sinergi. Karena itu, saya mengajak seluruh pihak, baik instansi pemerintah, aparat penegak hukum, swasta, dan masyarakat sipil untuk terus bekerja sama dalam membangun sistem pemasyarakatan yang modern, humanis, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” tegasnya.
Apresiasi dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan
Dalam arahannya, Menteri Agus Andrianto menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan capaian yang telah diraih Kanwil Pemasyarakatan Jawa Timur melalui SAE.
Ia menyebut bahwa SAE adalah contoh konkret dari implementasi pembinaan yang tidak hanya fokus pada aspek pengamanan, tapi juga rehabilitasi dan pemberdayaan.
“Saya menyaksikan langsung bahwa SAE ini hidup. Warga binaan di sini bekerja, berkarya, dan diberi ruang untuk tumbuh. Ini adalah bentuk nyata pemasyarakatan yang membina, bukan menghukum semata. Model seperti ini harus kita perkuat dan sebarkan ke seluruh wilayah Indonesia,” ujar Menteri.
Ia juga menambahkan bahwa sinergi antara pemasyarakatan dan imigrasi merupakan keniscayaan dalam menjawab tantangan keamanan dan sosial di masa mendatang. Kolaborasi tersebut akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Kegiatan Penutup dan Pameran Karya Warga Binaan
Usai sambutan, Menteri Agus Andrianto beserta rombongan meninjau langsung fasilitas SAE, termasuk lahan pertanian terpadu, kandang peternakan, kolam ikan, serta rumah produksi makanan olahan. Menteri juga berdialog langsung dengan warga binaan peserta pelatihan serta menyaksikan pameran hasil karya mereka.
Beberapa produk unggulan yang ditampilkan dalam pameran antara lain kerajinan tangan berbahan kayu dan bambu, olahan hasil tani dan perikanan, produk sabun dan detergen, hingga batik hasil cipta karya warga binaan.(mit)