Internasional

Populasi Uni Eropa Tembus 450 Juta Jiwa, Migrasi Jadi Faktor Utama Pertumbuhan

205
×

Populasi Uni Eropa Tembus 450 Juta Jiwa, Migrasi Jadi Faktor Utama Pertumbuhan

Share this article
Jumlah penduduk Uni Eropa mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah sebesar 450,4 juta jiwa pada tahun 2024. Lonjakan ini terutama didorong oleh meningkatnya arus migrasi yang berhasil menutupi penurunan populasi alami selama empat tahun berturut-turut.
Ilustrasi orang melakukan migrasi (foto: dok. Etias-com)

Sudutkota.id– Jumlah penduduk Uni Eropa mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah sebesar 450,4 juta jiwa pada tahun 2024. Lonjakan ini terutama didorong oleh meningkatnya arus migrasi yang berhasil menutupi penurunan populasi alami selama empat tahun berturut-turut.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Eurostat, migrasi menjadi satu-satunya penyumbang pertumbuhan penduduk di tengah tantangan demografis Eropa seperti penuaan populasi dan rendahnya tingkat kelahiran.

“Pertumbuhan populasi yang diamati sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pergerakan migrasi pasca-COVID-19,” terang perwakilan Eurostat dalam pernyataan resminya, dikutip dari Reuters pada Minggu (13/07).

Sejak 2012, jumlah kematian di Uni Eropa secara konsisten melampaui angka kelahiran, menciptakan defisit alami dalam pertumbuhan penduduk. Namun pada 2024, blok ini mencatat penambahan 1,07 juta jiwa, berkat migrasi bersih sebesar 2,3 juta orang yang mengkompensasi penurunan alami sebanyak 1,3 juta jiwa, di mana angka kematian mencapai 4,82 juta dan kelahiran hanya 3,56 juta.

Jerman, Prancis, dan Italia tetap menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di Uni Eropa, mewakili hampir separuh dari total populasi. Sebanyak 19 dari 27 negara anggota mencatatkan pertumbuhan populasi, dengan Malta menempati posisi teratas melalui tingkat pertumbuhan 19,0 per 1.000 penduduk, diikuti oleh Irlandia sebesar 16,3 dan Luksemburg 14,7.

Sementara itu, Latvia mencatat penurunan paling tajam sebesar -9,9, diikuti oleh Hungaria sebesar -4,7, serta Polandia dan Estonia yang sama-sama turun sebesar -3,4.

“Tanpa migrasi, populasi Uni Eropa akan terus menyusut dalam beberapa dekade mendatang,” ungkap seorang analis demografi Uni Eropa, menekankan pentingnya peran mobilitas global terhadap keberlangsungan ekonomi dan sosial di kawasan tersebut.

Secara historis, populasi Uni Eropa tumbuh dari 354,5 juta jiwa pada tahun 1960. Namun, laju pertumbuhan menurun drastis, dari rata-rata 3 juta jiwa per tahun pada dekade 1960-an menjadi hanya 0,9 juta per tahun sepanjang periode 2005 hingga 2024.

Meski jumlah migran meningkat, sejumlah negara anggota seperti Belgia, Polandia, Jerman, dan Belanda memberlakukan pemeriksaan perbatasan sementara selama satu setengah tahun terakhir.

Kebijakan ini muncul sebagai respons atas kekhawatiran publik terkait migrasi, walaupun data menunjukkan penurunan 38 persen dalam penyeberangan ilegal sepanjang tahun 2024, yang merupakan level terendah sejak 2021.

Sebagai respons, Uni Eropa memperkenalkan sistem migrasi baru pada tahun lalu untuk menekan arus migrasi ilegal dan mempercepat proses suaka bagi pencari perlindungan. (kae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *