Daerah

Kirab Budaya Warnai Selamatan Desa Wisata Toyomarto Singosari Malang di Bulan Suro

17
×

Kirab Budaya Warnai Selamatan Desa Wisata Toyomarto Singosari Malang di Bulan Suro

Share this article
Kirab Budaya Warnai Selamatan Desa Wisata Toyomarto Singosari Malang di Bulan Suro
Kepala Desa Toyomarto dan Kepala Dusun bersama peserta Kirab Budaya di Dusun Petungwulung.(foto:sudutkota.id/hid)

Sudutkota.id – Pencanangan Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sebagai Desa Wisata berbasis budaya semakin realistis untuk segera diwujudkan. Ini terlihat dari antusias warga dalam penyelenggaraan acara Selamatan Desa pada Bulan Suro kali ini.

Pada gelaran Kirab Budaya dalam rangka Bersih Dusun Petungwulung, Desa Toyomarto, warga masyarakat terlihat sangat antusias. Bahkan setiap RT, menampilkan seni pertunjukannya masing-masing. Mulai dari Bantengan, Tradisi Jabutan, hingga tari-tarian diselingi musik dari sound horeg.

Kepala Desa Toyomarto, Sumito mengatakan, Selamatan Desa kali ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan.

“Selamatan Desa ini dimulai dari kerja bhakti gotong royong lingkungan di sumber mata air, kemudian malam tasyakuran bersama warga dan hari ini kirab budaya dan besok ada pertunjukan wayang,” terang Sumito, Sabtu (5/7/2025).

Baca Juga :  Pasar Induk Among Tani Akan Beroperasi 24 Jam, Begini Jadwal dan Skema Keamanannya

Dan untuk acara kirab ini, lanjut dia, dilakukan oleh tujuh dusun. Yang akan dilaksanakan selama tiga hari oleh tiap dusun secara bergantian. “Jadi hampir satu bulan kalau di total,” lanjut Sumito.

Terkait dengan program Desa Wisata, Sumito menerangkan bahwa ada beberapa hal yang harus ditingkatkan terus untuk waktu yang akan datang. Terutama di sektor UMKM Desa Toyomarto.

“Setiap tahun, kami ada kegiatan penutup setelah tujuh Dusun selesai, nanti kami tutup dengan Grama Tirtacara, gelar do’a bersama satu desa mencantumkan air dan tanah yang ada di Pentungansari. Akan ada upacara adat disana, Insyaallah bulan Oktober nanti,” tambahnya.

Baca Juga :  Polisi Ringkus Dua Pengedar Pil Ekstasi Dengan Barang Bukti 1.495 Butir

Disinggung penggunaan sound horeg dalam kirab budaya, Sumito mengaku, sudah memberikan batasan untuk penggunaannya. Apalagi yang menonton banyak anak-anak balita yang dibawa oleh orang tuanya untuk menyaksikan parade pertunjukan yang melewati jalanan desa setempat.

“Saya senang bisa melihat kirab di Dusun Petungwulung ini, karena sekarang bisa nonton hiburan karnaval horeg tidak jauh-jauh ke desa lain. Yang menari juga bagus-bagus kostumnya. Ada tari topeng, tari indian dan Tradisi Jabutan,“ kata Anik, salah seorang pengunjung.(hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *