Internasional

Konflik Israel-Iran Sebabkan Bandara di Seluruh Timur Tengah Ditutup, Ribuan Orang Terlantar

183
×

Konflik Israel-Iran Sebabkan Bandara di Seluruh Timur Tengah Ditutup, Ribuan Orang Terlantar

Share this article
Konflik bersenjata yang semakin memanas antara Israel dan Iran telah menyebabkan penutupan wilayah udara secara luas di Timur Tengah. Serangan udara Israel yang menargetkan Teheran, Qom, dan fasilitas strategis lainnya memicu balasan besar dari Iran dengan ratusan pesawat nirawak dan rudal. Akibatnya, puluhan bandara menghentikan operasi dan ribuan penerbangan dibatalkan.
Bandara Ben Gurion di Israel kosong setelah serangan militer Israel terhadap Iran, di Lod, dekat Tel Aviv, Israel. (foto: AP News/Ariel Schalit)

Sudutkota.id– Konflik bersenjata yang semakin memanas antara Israel dan Iran telah menyebabkan penutupan wilayah udara secara luas di Timur Tengah. Serangan udara Israel yang menargetkan Teheran, Qom, dan fasilitas strategis lainnya memicu balasan besar dari Iran dengan ratusan pesawat nirawak dan rudal. Akibatnya, puluhan bandara menghentikan operasi dan ribuan penerbangan dibatalkan.

Aimal Hussein, seorang pengusaha asal Afghanistan, menjadi salah satu dari ribuan orang yang terperangkap. Ia terpaksa mengungsi ke Teheran setelah serangan menghantam dekat hotel tempat ia menginap di Qom, namun tidak bisa keluar karena taksi langka dan perbatasan tertutup.

“Penerbangan, pasar, semuanya tutup, dan saya tinggal di ruang bawah tanah sebuah hotel kecl. Saya mencoba pergi ke perbatasan dengan taksi, tetapi taksi sulit ditemukan, dan tidak ada yang mengantar kami,” ungkapnya seperti dikutip dari AP News pada Rabu (18/06).

Situasi serupa dialami oleh pelajar, turis, dan warga negara asing di berbagai negara. Ribuan mahasiswa India, termasuk Arsalan Ahmed, terjebak di Iran, berlindung di asrama dan tempat aman lain tanpa kejelasan kapan bisa pulang. Mahasiswa Irak bahkan menempuh perjalanan darat yang berbahaya dari Iran ke Irak di tengah serangan udara.

Di Israel, Bandara Ben Gurion ditutup, menyebabkan lebih dari 50.000 warga Israel terdampar di luar negeri. Penerbangan El Al dialihkan ke Siprus, sementara warga seperti Mahla Finkleman berlindung di bunker hotel saat sirene berbunyi dan ledakan mengguncang Tel Aviv.

Dampak konflik ini sangat besar dan meluas. Wilayah udara Irak, Suriah, dan sebagian besar negara Teluk ditutup. Bandara di Lebanon dan Yordania pun beroperasi terbatas.

John Cox, seorang pensiunan pilot dan pakar keselamatan penerbangan, mengatakan gangguan tersebut mengakibatkan efek domino, dan menciptakan kekacauan besar dalam sistem penerbangan global, dengan penumpang, pesawat, dan awak yang tidak berada di lokasi semestinya.

“Efek dominonya sangat besar. Tiba-tiba ada ribuan penumpang yang tidak berada di tempat yang seharusnya, awak pesawat yang tidak berada di tempat yang seharusnya, pesawat yang tidak berada di tempat yang seharusnya,” terangnya.

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan warga Israel agar tidak meninggalkan negara itu melalui salah satu dari tiga penyeberangan dengan Yordania dan Mesir yang terbuka untuk umum Israel.

Meskipun memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, pernyataan tersebut mengatakan negara-negara tersebut dianggap sebagai “risiko tinggi ancaman” bagi pelancong Israel.

Sebelumnya, Iran pada hari Jumat menangguhkan penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Khomeini di pinggiran Teheran. Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka mengebom Bandara Mehrabad dalam serangan awal, sebuah fasilitas di Teheran untuk angkatan udara Iran dan penerbangan komersial domestik. (kae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *