5.655 Anak-Anak di Kota Malang Tidak Sekolah

0
Pj. Walikota Malang Iwan Kurniawan saat memberikan paparannya di acara sosialisasi di Hotel Savana, Rabu (2/10). (foto: sudutkota.id/Mt)
Advertisement

Sudutkota.id – Penjabat (Pj) Walikota Malang lwan Kurniawan ST, MM akan menindaklanjuti data dari Kementerian Pendidikan tentang ribuan anak tak sekolah di Kota Malang.

Hal ini ditegaskan Iwan saat giat Sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah (PATS) dan Penandatanganan Komitmen Lintas Sektor yang digelar di Hotel Savana, Kota Malang, Rabu (2/10).

“Dari data yang kami terima, ada 5.655 anak yang tidak sekolah di Kota Malang. Dengan rincian, 1.875 drop out (DO), 1.271 tidak lulus, dan 2.900 tidak pernah sekolah,” terang Iwan.

Dengan adanya data ini, akan menjadi perhatian serius Pemkot Malang khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dalam merespon secara tepat, serta akan melakukan intervensi.

“Pertama kami harus melakukan sosialisasi dengan beberapa stakeholder, ya ada operator yang nanti akan menjadi komunikasi lini terdepan untuk mendata,” jelas Iwan.

Selanjutnya pihak pemerintah daerah akan menghadirkan camat, juga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yang nantinya akan berproses untuk tindak lanjutnya.

“Pemkot Malang akan berkolaborasi dengan PKBM yang sudah diberikan ruang gratis. Jadi ini akan menjadi hal yang sangat baik,” imbuhnya.

Pihak Pemda juga telah merespon dengan sangat cepat untuk penanganan hal tersebut. Yakni dengan rangka-rangka sosialisasi, pembentukan Satuan Tugas (Satgas) dan sebagainya.

Selain itu, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan pembahasan teknis. “Khususnya dengan teman-teman di PKBM. Yang nantinya anak yang tidak sekolah, anak yang drop, akan kami identifikasi, karena apa sebabnya,” kata Iwan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana menjelaskan, penyebab anak tidak sekolah masih dalam penelusuran. 

Menurutnya, salah satu penyebab anak putus sekolah ialah karena alasan membantu perekonomian keluarga. Selain itu terdapat kemungkinan, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa sekolah telah digratiskan. 

“Mungkin tahunya bahwa sekolah itu bayar. akhirnya membuat anak malas sekolah. Kalau memang tidak ada seragam, kami bisa membantu untuk mendapatkan seragam,” ujar Suwarjana.

Ditegaskannya, lembaganya langsung menelusuri usai mendapatkan data dari Kementerian Pendidikan. Salah satu uji coba penelusuran dilakukan di wilayah Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang. 

“Kemarin dari penelusuran kami, anak sudah mulai sekolah. Tapi memang juga ada yang benar data itu. Makanya kami akan segera menindaklanjuti dengan kegiatan sosialisasi. Harapan kami sampai Desember anak-anak yang belum sekolah sudah dapat sekolah,” lanjutnya. 

Jika anak belum pernah sekolah, harus melakukan kejar paket A. Mengingat Pemerintah Kota Malang telah memberikan fasilitas memadai. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan. 

Dari hasil penelusuran, salah satu anak yang putus sekolah ialah Rafi. Yang berasal dari Kelurahan Arjowinangun. Rafi menamatkan sekolahnya hanya sampai jenjang sekolah dasar. Yakni di SD Negeri Arjowinangun 1 pada tahun 2020. 

Ia mengaku tidak meneruskan pendidikan karena malas. Rafi sendiri tidak memiliki pekerjaan dan hanya diam di rumah. Kemudian ia didatangi oleh petugas dan ditawari untuk melanjutkan pendidikannya.(Mt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here