11 Jenazah Migran Dievakuasi dari Laut Mediterania di Lepas Pantai Libya

0
Tim MSF mengevakuasi mayat migran dalam kantong mayat dari laut Mediterania. (foto: MSF/Frederic Seguin/Handout via REUTERS)
Advertisement

Sudutkota.id- Jenazah 11 orang yang diyakini sebagai migran ditemukan di lepas pantai Libya pada hari Jumat (07/8). Hal ini diungkapkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Doctors Without Borders (MSF) di media sosial X

“Sedihnya, setelah operasi pencarian yang berlangsung lebih dari sembilan jam, tim GeoBarents mengevakuasi mereka, jenazah 11 orang yang sayangnya kehilangan nyawa,” tulisnya.

MSF telah diberitahu mengenai mayat-mayat tersebut oleh LSM Jerman Sea-Watch, yang mengatakan pada hari Jumat sebelumnya bahwa mereka telah melihat 11 mayat di dalam air.

“Selama penerbangan hari ini dengan Seabird kami, kru melihat 11 mayat,” kata Sea-Watch, yang juga menyelamatkan migran di Mediterania.

Tidak jelas apakah jenazah yang ditemukan di lepas pantai Libya merupakan korban kapal karam yang sebelumnya tidak diketahui karna saat sedang mencari jenazah, MSF melihat sebuah perahu dan menyelamatkan 20 orang di dalamnya.

Namun, seperti dilaporkan oleh AFP. Kedua LSM tersebut menuduh negara-negara Eropa terlibat dalam kematian itu karena kebijakan migrasi mereka.

Sea-Watch mengatakan pihak berwenang Libya telah memilih untuk meninggalkan mayat-mayat itu di laut.

“Apa yang disebut sebagai penjaga pantai Libya, yang dibiayai oleh UE, mengabaikan seruan kami yang menuntut agar jenazah mereka diambil,” kata Sea-Watch, yang di masa lalu pernah berselisih dengan pihak berwenang Libya, yang mereka klaim pernah mengancam akan menembak jatuh pesawat mereka dengan rudal.

Libya adalah titik awal bagi para migran yang mencoba melakukan perjalanan dari Afrika ke Eropa, dengan pulau Lampedusa di Italia sebagai tujuan Eropa terdekat.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Italia, jumlah kedatangan migran ke negara tersebut telah menurun drastis pada tahun 2024 menjadi hanya di bawah 21.800 sejak awal tahun, dibandingkan dengan hampir 53.300 pada periode yang sama tahun lalu.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, perjalanan ini bisa berbahaya karena lebih dari 3.000 migran dilaporkan hilang pada tahun 2023 ketika mencoba menyeberangi Mediterania. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here