Sudutkota.id – Penutupan sementara fitur siaran langsung (live) di TikTok Indonesia membuat pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Batu kelimpungan. Sejak pembatasan diberlakukan pada Jumat (29/8/2025), banyak pedagang mengaku omzet merosot tajam hingga menimbulkan kerugian jutaan rupiah.
Kebijakan TikTok itu bertepatan dengan maraknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah, termasuk Jakarta. Pihak manajemen menyebut alasan keamanan sebagai latar belakang penutupan, namun imbasnya justru mengguncang roda usaha kecil yang bergantung pada platform digital tersebut.
Bilal, pemilik Kebun Anggrek Beji Batu, mengaku menjadi salah satu yang paling terdampak. Selama ini, ia mengandalkan siaran langsung setiap malam untuk memasarkan bunga anggreknya kepada lebih dari 50,5 ribu pengikut. Namun sejak pembatasan, fitur live mendadak hilang dari akunnya.
“Waktu itu tiba-tiba tombol live hilang. Jadi tidak bisa jualan. Jujur saja, saya merugi belasan juta rupiah sejak pembatasan diberlakukan,” ujarnya dengan nada kecewa, Selasa (2/9/2025).
Menurut Bilal, penjualan melalui pesan pribadi atau WhatsApp tak mampu menutup kerugian. Jumlah pesanan menurun drastis karena pembeli kehilangan interaksi langsung yang biasanya menjadi daya tarik utama.
“Harapan saya, TikTok bisa segera membuka lagi live. Banyak UMKM atau petani tanaman hias yang hidup dari sini,” pungkasnya.