Daerah

Pengmas di Desa Beringin, Dosen FKH Unair Pulihkan Kesehatan Sapi Pasca Wabah PMK

7
×

Pengmas di Desa Beringin, Dosen FKH Unair Pulihkan Kesehatan Sapi Pasca Wabah PMK

Share this article
Sebagai respons terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda desa Beringin Wajak Kabupaten Malang.
Prof. Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, drh., MP, saat memberikan pakan pada sapi milik warga desa Beringin Wajak Kab Malang. (foto: sudutkota.id/ded)

Sudutkota.id– Sebagai respons terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda Desa Beringin Wajak, Kabupaten Malang. Tiga dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas). Kegiatan ini salah satunya fokus pada penyuluhan di bidang pakan dan nutrisi hewan untuk mendongkrak pemulihan ternak yang terdampak PMK.

Salah satu anggota Pengmas FKH Unair, Prof. Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, drh., MP, menjelaskan bahwa penyuluhan ini menitikberatkan pada pemulihan dan peningkatan pertumbuhan, produksi dan reproduksi sapi yang terinfeksi PMK. Pasalnya, sapi yang terinfeksi menurun nafsu makannya, asupan nutrisi berkurang, sehingga menyebabkan penurunan produksi dan reproduksi,

“Tujuan utama kami adalah mengembalikan kondisi ternak dengan meningkatkan nafsu makannya. Serta memperbaiki kebutuhan nutrisi sapi dengan demikian dapat mempercepat pemulihan akibat dampak PMK,” ujar Prof Widya, Sabtu (09/08).

Tim Pengmas ini terdiri dari tiga Guru Besar, yakni Prof Widya sendiri, bersama Prof Dr Tri Wahyu Suprayogi MS drh, dan juga Prof Dr Suherni Susilowati MKes drh sebagai Ketua Pengabdian Masyarakat. Mereka dibantu sejumlah mahasiswa S1 dan S2.

Sasaran dari penyuluhan ini warga dusun Tamparsewu desa Beringin Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Dengan memfokuskan pada kelompok tani ternak Rejeki Barokah yang beranggota 35 peternak. Dimana masing-masing peternak minimal memiliki empat hingga enam ekor sapi perah.

Baca Juga :  Gerakan Pemuda Ansor Lawanganagung Berikan Santunan Anak Yatim dalam Peringati 1 Muharram

Prof Widya menambahkan, bahwa pakan yang dirancang mengandung nutrisi lengkap yaitu protein yang sangat penting untuk perbaikan jaringan tubuh yang rusak akibat PMK, energi yang cukup diperlukan untuk menjaga stamina dan mempercepat pemulihan. Serta supplemen asam amino, vitamin dan mineral pendukung fungsi reproduksi seperti selenium, zinc, Cu, kalsium, fosfor, dan Mn.

“Fokus penyuluhan juga pada formulasi pakan yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi ternak secara optimal agar proses pemulihan berjalan maksimal. Dengan terpenuhinya asupan nutrisi, diharapkan kondisi ternak bisa kembali normal secara bertahap, terutama dari sisi seluler, jaringan, dan organ reproduksi yang terdampak,” paparnya.

Selanjutnya Prof Widya menyampaikan, sejumlah masalah yang dihadapi ternak PMK adalah penurunan nafsu makan yang berujung pada turunnya daya tahan tubuh akibat infeksi virus

“Oleh karena itu, tim Pengmas Unair ini menekankan pemanfaatan formula pakan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh hewan. Yakni melalui keseimbangan protein, energi, vitamin, mineral, serta penambahan feed supplement dan feed additive lain,” sambungnya.

Masih kata Prof Widya, kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada teori. Tim Pengmas memperkenalkan konsep pemanfaatan potensi wilayah Kecamatan Wajak, yang kaya akan tebon jagung. Proses fermentasi tebon jagung dapat meningkatkan kandungan nutrisinya.

Baca Juga :  Timnas U-23 Lolos Semifinal Piala Asia 2024 Lewat Drama Adu Pinalti 11-10 Lawan Korsel

Dalam sesi pelatihan, warga diajarkan teknik fermentasi yang memanfaatkan mikroba selulolitik penghasil enzim selulase, khususnya untuk degradasi serat kasar sehingga pencernaan serat kasar dan absorpsi nutrisi menjadi lebih optimal.

Lebih lanjut, tim Fakultas Kedokteran Hewan Unair memperkenalkan produk probiotik hasil riset Prof Widya. Probiotik berisi bakteri selulolitik yang menghasilkan enzim selulase serta bakteri proteolitik yang menghasilkan enzim protease. Formulasi ini membantu degradasi serat kaar dan protein kasar yang selanjutnya menjadi lebih mudah untuk diabsorpsi.

“Kombinasi di atas diharapkan mampu meningkatkan kualitas pakan antara lain penurunan kandungan serat kasar, peningkatan kandungan protein kasar. Demikian pula tekstur bahan pakan limbah tersebut menjadi lebih lunak, mudah dicerna, serta absorpsi nutrisi yang lebih optimal,” tuturnya.

Probiotik BioMC 4 tersebut, saat ini telah memiliki hak Kekayaan Intelektual (HKI) merek, namun belum dikomersialkan. Dengan begitu azas kemanfaatan dapat untuk membantu pemecahan masalah di masyarakat.

Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan monitoring berkelanjutan untuk menilai efektivitas penyuluhan dan penggunaan pakan serta probiotik yang diperkenalkan.

“Diharapkan upaya kolaboratif antara kampus dengan masyarakat Tamparsewu dapat mempercepat pemulihan ternak dari dampak PMK dan membangkitkan kembali potensi ekonomi warga setempat,” pungkasnya. (ded)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *