Sudutkota.id- Banyak Mitos yang beredar tentang relevansi makanan dan penyakit sejak dulu, salah satunya mengatakan jika daging kambing dapat menyebabkan darah tinggi, hal ini kemudian membuat sebagian orang menghindari makan daging kambing.
Padahal mitos-mitos kesehatan yang beredar belum tentu akurat secara medis. Perlu digarisbawahi bahwa daging kambing bisa memicu darah tinggi, jika pengolahannya dengan cara yang salah.
Menurut halodoc, anggapan pengidap darah tinggi dilarang makan daging kambing ternyata salah kaprah. Kolesterol yang terkandung dalam daging kambing justru tidak setinggi pada daging ayam dan sapi.
Daging kambing juga mengandung protein yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh, zat besi sebagai bahan pembentuk sel darah merah, dan kalsium yang mampu menjaga kesehatan gigi dan tulang.
Sebenarnya, semua manfaat dapat dirasakan saat mengolah daging kambing dengan cara yang benar. Jika tidak, kolesterol di dalam daging kambing akan meningkat jika proses memasaknya salah. Akibatnya, pengidap darah tinggi yang mengonsumsinya mengalami kenaikan kolesterol dalam tubuh, yang berujung membahayakan.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengolah daging kambing agar mendapat manfaatnya, seperti menghindari memasak daging kambing di atas suhu 250 Celsius karena akan merusak kandungan gizi di dalam daging.
Lalu perhatikan cara mengolahnya. Agar kandungan kolesterol dalam kambing tidak melonjak tinggi, jangan olah kambing dengan dibakar dan digoreng, karena cara memasak yang paling baik adalah dengan mengukus atau merebusnya.
Dan terakhir, memperhatikan jumlah konsumsinya, sebaiknya tidak lebih dari 90 gram per hari.
Sehingga, pengidap darah tinggi dilarang makan daging kambing adalah mitos semata. Semua kembali lagi pada cara mengolah, berapa banyak daging yang dikonsumsi, dan tingkat kesehatan diri masing-masing. (Aam)