Internasional

Korea Utara Resmikan Resor Wisata Terbesar, Namun Masih Tertutup untuk Turis Asing

63
×

Korea Utara Resmikan Resor Wisata Terbesar, Namun Masih Tertutup untuk Turis Asing

Share this article
Korea Utara akan membuka resor pantai terbesar di negara itu pekan depan, meskipun sebagian besar wisatawan asing masih belum diizinkan masuk. Resor Wonsan-Kalma, yang terletak di pesisir timur negara tersebut, disebut sebagai proyek unggulan yang menandai awal baru bagi sektor pariwisata Korea Utara.
Tampak Kim Jong Un bersama istri dan anaknya saat pembukaan Resor Wonsan-Kalma (foto: Dok. KCNA via AP News)

Sudutkota.id– Korea Utara akan membuka resor pantai terbesar di negara itu pekan depan, meskipun sebagian besar wisatawan asing masih belum diizinkan masuk. Resor Wonsan-Kalma, yang terletak di pesisir timur negara tersebut, disebut sebagai proyek unggulan yang menandai awal baru bagi sektor pariwisata Korea Utara.

Menurut media pemerintah KCNA, kompleks wisata ini mampu menampung hingga 20.000 orang dan menawarkan berbagai fasilitas seperti hotel, restoran, kafetaria, serta aktivitas rekreasi pantai dan olahraga.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peresmian dan menyebut proyek ini sebagai salah satu pencapaian terbesar tahun ini.

“Pembangunan ini akan dicatat sebagai salah satu keberhasilan terbesar tahun ini, dan menjadi langkah awal yang membanggakan menuju realisasi kebijakan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata,” terangnya seperti dilansir dari AP News pada Jumat (27/06).

Pembukaan resor ini ditujukan bagi wisatawan domestik terlebih dahulu. Belum ada konfirmasi kapan negara tersebut akan kembali terbuka sepenuhnya bagi turis internasional. Namun, pejabat Rusia menyatakan bahwa kelompok pertama turis dari negaranya akan mengunjungi lokasi ini pada awal Juli.

Baca Juga :  Dihadiri Muhadjir Effendi, UMM Gelar Silaturahmi dengan Ribuan Orang Tua Mahasiswa Baru

Para analis memperkirakan pembangunan resor ini menyerap anggaran besar dari dana terbatas Korea Utara. Oleh karena itu, untuk mencapai keuntungan, pemerintah kemungkinan akan membuka akses bagi wisatawan dari negara lain, terutama dari China, yang sebelumnya menyumbang lebih dari 90 persen kunjungan sebelum pandemi.

Upaya Korea Utara untuk memulihkan sektor pariwisata sempat terhenti sejak diberlakukannya larangan masuk akibat COVID-19 pada awal 2020. Selain pandemi, ketegangan politik dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan, serta kekhawatiran atas persepsi negatif dari wisatawan asing, turut memperlambat pembukaan kembali pariwisata internasional.

Sejak Februari 2024, Korea Utara telah mengizinkan kunjungan terbatas dari turis Rusia, seiring dengan meningkatnya hubungan bilateral di bidang militer dan ekonomi. Sementara itu, kerja sama serupa dengan China masih dalam tahap awal. Meskipun hubungan antara Korea Utara dan China sempat mendingin, para pengamat meyakini Korea Utara tetap akan membuka pintunya bagi wisatawan China demi menyelamatkan investasinya di sektor pariwisata.

Dalam upacara pembukaan resor, Duta Besar Rusia dan staf kedutaan hadir, namun tidak ada laporan mengenai kehadiran perwakilan dari China. Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai dinamika hubungan Korea Utara dan China, meskipun para ahli menilai pada akhirnya wisatawan China tetap akan menjadi bagian dari strategi pariwisata Korea Utara.

Baca Juga :  Putin Dukung Kamala Harris dalam Pemilu AS Hanya Karena Cara Tertawanya

“Tampaknya ada masalah yang belum diselesaikan Korea Utara dalam hubungannya dengan Cina. Namun, Korea Utara telah menghabiskan terlalu banyak uang untuk pariwisata dan berencana untuk menghabiskan lebih banyak lagi. Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang setimpal, Korea Utara tidak dapat menahan diri untuk menerima wisatawan Cina,” terang Lee Sangkeun, seorang pakar di Institut Strategi Keamanan Nasional, sebuah lembaga pemikir yang dikelola oleh badan intelijen Korea Selatan.

Sementara itu, prospek turis asal Korea Selatan dan Amerika Serikat dinilai masih jauh dari kenyataan. Meskipun ada pernyataan terbuka dari Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung tentang keinginan membuka kembali dialog, Korea Utara belum menunjukkan tanggapan positif dan tetap fokus pada pengembangan program senjata nuklirnya sejak gagalnya perundingan pada 2019. (kae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *