Pendidikan

Kolaborasi Akademisi Unisma dan Universiti Malaya Ciptakan Model Bisnis untuk UMKM Pemula

399
×

Kolaborasi Akademisi Unisma dan Universiti Malaya Ciptakan Model Bisnis untuk UMKM Pemula

Share this article
Ketua Tim Program Kolaborasi International Community Service Assoc Prof. Dr. Nur Diana SE, MSI, CMA (hijab merah) saat memberikan materinya. (Foto: Sudutkota.id/ded)

Sudutkota.id – Program pengabdian masyarakat internasional yang berfokus pada pengembangan model bisnis bagi wirausahawan pemula sukses digelar di Kota Malang, Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara akademisi Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) dan Universiti Malaya, Malaysia. Tujuannya mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif di Indonesia melalui peningkatan kewirausahaan berdaya saing global.

Program International Community Service ini diketuai oleh Assoc. Prof. Dr. Nur Diana SE, MSi, CMA, bersama dosen Assoc. Prof. Maslichah SE, MSi, Dr. M. Cholid Mawardi SE, MM, dan Dewi Diah F, SE, MSA. Dari pihak Universiti Malaya hadir Assoc. Prof. Dr. Norizah Mohd Mustamil dan Faizal Zulkifli, PhD.

Mengusung tema Development of Business Models for Beginner MSME Actors and Economic Empowerment Community Malang City, kegiatan berlangsung selama tiga hari, 13–15 Agustus 2025, di Kelurahan Merjosari, Kota Malang.

Nur Diana menyampaikan, UMKM di Kota Malang cukup berkembang dengan jumlah sekitar 76.290 unit. Sebaran terbanyak berada di Kecamatan Blimbing (28%) dan Lowokwaru (22%). Mayoritas pelaku usaha adalah pemuda di bawah usia 30 tahun, didominasi usaha kuliner, fesyen, dan kerajinan tangan. Banyak di antaranya masih berada pada tahap pemula (kurang dari lima tahun usaha).

Baca Juga :  Jatim Park 3 Jadi Contoh Tertib Royalti Musik Komersial, Dorong Edukasi bagi Pelaku Usaha Daerah

“Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya pemberdayaan seperti pelatihan rutin, klinik bisnis, pameran, dan kerja sama B2B. Namun, tantangan terbesar tetap ada, mulai dari kesulitan memasarkan produk, akses pasar yang terbatas, pemanfaatan digital marketing yang minim, hingga keterbatasan modal dan sumber daya manusia,” ujarnya.

Menurutnya, belum adanya regulasi khusus yang mengatur persaingan antara usaha mikro dan usaha besar membuat UMKM sulit bertahan di tengah kompetisi. Kondisi ekonomi makro pada 2024, yang membuat omzet usaha banyak turun hingga 60 persen, turut memperberat situasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada triwulan I 2024 tumbuh 5,11% (year-on-year), dengan konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama. Namun, rasio kewirausahaan Indonesia masih perlu ditingkatkan hingga idealnya mencapai 12–14% dari total penduduk untuk setara dengan negara maju.

Baca Juga :  Suami yang Racun Istri hingga Meninggal di Singosari Malang Ditetapkan Tersangka

Pelatihan ini diikuti 30 wirausahawan muda dengan materi seperti Global Entrepreneurship: Opportunity & Challenge oleh Norizah Mohd Mustamil dan Faizal Zulkifli. Mereka menekankan peran krusial kewirausahaan dalam menciptakan inovasi, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat di tengah tantangan globalisasi dan perubahan teknologi yang cepat.

Materi lainnya, seperti perencanaan bisnis, pengelolaan keuangan, pemasaran dan branding, inovasi produk, serta pengembangan soft skills, disampaikan oleh tim dosen Unisma. Pelatihan dirancang komprehensif, mencakup visi-misi usaha, analisis industri, rencana pemasaran, operasional, organisasi, manajemen risiko, dan perencanaan keuangan.

Sepanjang kegiatan, tingkat kehadiran peserta mencapai 100 persen, dengan respons aktif pada sesi tanya jawab. Di akhir pelatihan, peserta mengerjakan kuis dan menyusun rencana bisnis masing-masing. Hasil penilaian menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi.

Melalui kolaborasi antara akademisi Unisma dan Universiti Malaya, program ini diharapkan menjadi kontribusi nyata bagi pengembangan kapasitas ekonomi berkelanjutan. Pendekatan edukatif dan partisipatif ini diharapkan mampu melahirkan pelaku usaha yang strategis, mandiri, dan siap menghadapi tantangan ekonomi modern. (ded)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *