Sudutkota.id- Yuma, adalah sebuah kota di Arizona, Amerika Serikat yang memegang gelar Guinness Book of World Records sebagai kota tercerah di dunia dengan lebih dari 4.000 jam sinar matahari setiap tahunnya.
Kehidupan di Kota Yuma membuat penduduk setempat berjuang melawan suhu hingga 50 derajat celcius.
Seperti dilaporkan oleh Mirror. Dengan keteraturan yang nyaris monoton, penduduk Yuma terbiasa bangun tidur setiap pagi disambut dengan pancaran sinar matahari yang cemerlang di langit biru sempurna yang bebas awan.
Menurut Guinness Book of World Records, pihaknya telah mencatat bahwa kota ini memiliki setidaknya 91% sinar matahari per tahun atau 4.055 jam dari 4.456 jam yang mungkin ada. Sebagai perbandingannya, Inggris hanya mempunyai 1.435 jam sinar matahari pada tahun lalu.
Seorang penduduk yang bekerja sebagai pemandu operator tur wisata, Michiel Stavast mengungkapkan bahwa Kota Yuma mendapat 11 jam sinar matahari di musim dingin, dan 13 jam di musim panas. Hampir nyaris tidak dilewati gerimis sekecil apapun.
“”Tidak ada variasi cuaca sama sekali di Yuma. Kota ini menerima curah hujan rata-rata tiga inci (89 mm) per tahun, menjadikannya salah satu tempat terkering di dunia,” jelasnya.
Bahkan dirinya mengaku pernah mengalami suhu yang melebihi 50 derajat Celcius. Yang paling menantang adalah ketika musim panas tiba karna setiap hari suhunya di atas 38 derajat celcius.
“Karena suhu yang tetap tinggi di malam hari, saya juga sulit untuk tidur, dan rasanya tidak nyaman karena suhu di luar lebih tinggi dari suhu tubuh Anda,” lanjutnya.
Masih menurut Stavast, karna seringnya ia bepergian, sehingga ia bisa menemukan pola cuaca yang berbeda. Namun ia bisa membayangkan jika orang awam tinggal di Yuma secara permanen, akan sulit untuk merasakan perbedaan musim.
“Karena Yuma berada di sebelah jalan bebas hambatan utama antar negara bagian 8, banyak pengunjung yang melewati arah Timur atau Barat dan berhenti untuk kunjungan singkat. Di Yuma juga sering ditemui ‘burung salju’, yaitu julukan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan dari wilayah Utara yang dingin ke bagian Selatan yang hangat untuk menghindari bulan-bulan musim dingin yang lebih dingin. Para pengunjung ini secara khusus mengunjungi Yuma karena cuacanya yang hangat dan menjadi tempat yang paling cerah di dunia,” jelasnya
Saat malam di musim dingin, penduduk setempat terlihat mengenakan kardigan tipis atau celana panjang saat suhu sedikit turun. Namun sebagian besar pengunjung yang belum pernah terpanggang sinar matahari tanpa henti memilih untuk tetap mengenakan celana pendek dan kaos.
Di musim dingin, sayuran dan buah jeruk di Kota Yuma tumbuh subur karena cuaca beku yang jarang terjadi, dan menjadikannya salah satu petani sayuran terbesar di negara ini.
Selain sayuran berdaun, daya tarik utama kota ini adalah Taman Bersejarah Negara Penjara Teritorial Yuma, bekas penjara yang dibuka pada tanggal 1 Juli 1876, dan ditutup pada tanggal 15 September 1909. Penjara tersebut sekarang menjadi Taman Negara dan terbuka untuk umum. (Ka)