Kalender Tertua Di Dunia Ditemukan di Kuil Turki Berusia 13 Ribu Tahun

0
Kalender kuno yang ditemukan ilmuwan, Setiap ukiran berbentuk V mewakili satu hari, sedangkan hewan yang menyerupai burung mewakili titik balik matahari musim panas. (Foto: Live science/ Martin Sweatman)
Advertisement

Sudutkota.id- Ukiran yang dipahat pada pilar batu besar di Turki hampir 13.000 tahun lalu mungkin merupakan kalender matahari dan bulan tertua di dunia. Menurut sebuah studi baru, Kalender tersebut mungkin dipahat untuk menandai tabrakan komet yang dahsyat .

Para arkeolog menemukan tanda-tanda itu di Gobekli Tepe, sebuah situs arkeologi di Turki selatan yang terkenal dengan banyaknya kuil dengan gambar-gambar terukir rumit, menurut penelitian yang diterbitkan pada tanggal 24 Juli di jurnal Time and Mind .

Dikutip dari Live Science, pilar yang baru dipelajari ini berisi 365 simbol berbentuk V. Para peneliti berpendapat bahwa setiap V mewakili satu hari, dengan keseluruhan kalender mencakup 12 bulan lunar di samping 11 hari tambahan.

Selain simbol V, para peneliti dari Universitas Edinburgh menganalisis ukiran binatang mirip burung dengan bentuk V serupa yang diukir di lehernya. Gambar ini dapat mewakili konstelasi titik balik matahari musim panas pada saat ukiran itu dibuat

Gambar-gambar tersebut, yang kemungkinan dibuat sekitar tahun 10850 SM, merupakan cara untuk merekam tabrakan komet yang terjadi pada masa itu . Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa penduduk awal tersebut dapat mencatat pengamatan mereka terhadap matahari , bulan , dan konstelasi dalam bentuk kalender surya.

Para peneliti menganggap dampak hantaman komet, yang mungkin memicu zaman es, cukup untuk menyebabkan pergeseran budaya di Göbekli Tepe dan bahkan mungkin mengakibatkan terbentuknya aliran atau agama baru.

“Tampaknya penduduk Göbekli Tepe adalah pengamat langit yang saksama, yang memang sudah diduga mengingat dunia mereka pernah hancur akibat hantaman komet,” kata penulis studi Martin Sweatman , seorang insinyur di Universitas Edinburgh dalam pernyataannya.

“Peristiwa ini mungkin telah memicu peradaban dengan memulai agama baru dan memotivasi perkembangan pertanian untuk mengatasi iklim dingin. Mungkin, upaya mereka untuk mencatat apa yang mereka lihat adalah langkah pertama menuju pengembangan tulisan ribuan tahun kemudian,” pungkasnya. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here