Nasional

Guru Gembul Kritik Rocky Gerung Telah Mati Sebagai Penyeimbang Politik

23
×

Guru Gembul Kritik Rocky Gerung Telah Mati Sebagai Penyeimbang Politik

Share this article
Sosok kritikus politik senior Rocky Gerung menuai sorotan dari Guru Gembul, seorang tokoh akademik dan konten kreator yang dikenal kritis. Dalam tayangan YouTube pribadinya episode ke-899 bertajuk 'Selamat Jalan Rocky Gerung, Tugas Kita Mencari Siapa Penerusnya', yang diunggah pada Selasa (29/7/2025).
Guru Gembul saat mengkritisi Rocky Gerung di chanel YouTube. (foto: repro)

Sudutkota.id– Sosok kritikus politik senior Rocky Gerung menuai sorotan dari Guru Gembul, seorang tokoh akademik dan konten kreator yang dikenal kritis. Dalam tayangan YouTube pribadinya episode ke-899 bertajuk ‘Selamat Jalan Rocky Gerung, Tugas Kita Mencari Siapa Penerusnya’, yang diunggah pada Selasa (29/7/2025).

Dalam tayangan YouTube, Guru Gembul menyatakan kekecewaannya terhadap Rocky Gerung yang dinilai tidak lagi vokal terhadap Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Sejak pertemuan ‘sayur lodeh’ bersama Dasco dan Jumhur Hidayat, Pak Rocky tidak pernah lagi mengkritik Prabowo. Tidak yang halus, tidak juga yang kasar. Semua menjadi netral sama sekali,” ujar Guru Gembul yang dilansir dalam videonya, Rabu (30/07/2025).

Kekecewaan tersebut semakin menguat, setelah Rocky Gerung memberikan pernyataan dalam acara Soemitro Economic Forum 2025 yang digelar pada 28 Juni lalu. Dalam forum tersebut, Rocky menyampaikan bahwa ia tidak memiliki alasan untuk mengkritik Prabowo.

Baca Juga :  Dampak Banjir Bekasi, Polwan Polda Metro Lakukan Trauma Healing Anak-Anak

“Saya tidak mengkritik Prabowo karena ijazahnya tidak palsu dan dia tidak mengantongi 11 triliun di sakunya. Lagipula, saya tidak mengkritik Prabowo karena ia ada di jalan yang benar,” kata Rocky Gerung dalam pernyataan yang kemudian dikutip oleh Guru Gembul.

Guru Gembul menilai, perubahan sikap Rocky Gerung bertolak belakang dengan posisinya selama ini sebagai penyeimbang pemerintah. Ia menyayangkan bahwa kritik Rocky kini hanya diarahkan pada pejabat level bawah, bukan pada pemimpin tertinggi.

“Argumentasinya sekarang hambar. Padahal, Prabowo punya Koalisi Raksasa yang jauh lebih besar dari era Jokowi. Seharusnya penyeimbang justru lebih kuat,” tegasnya.

Menurut Guru Gembul, sikap Rocky kini menunjukkan keberpihakan yang selektif.

Baca Juga :  Kasus Korupsi Komoditi Emas, Kejagung Kembali Periksa 10 Saksi untuk Memperkuat Bukti

“Dalam hal ini, Pak Rocky punya tendensi. Dia mengkritik hanya kepada yang tidak berpihak padanya, dan menolak mengkritik yang berada di pihaknya. Itu kesimpulannya,” tandasnya.

Lebih lanjut, Guru Gembul menyebut bahwa kini lawan Rocky Gerung adalah Rocky Gerung di masa lampau. Ia menilai Rocky kalah dalam konsistensi argumentasi yang dulu menjadi kekuatannya.

“Dia kalah dalam perdebatan melawan dirinya sendiri. Dia mati sebagai penyeimbang politik,” tegas Guru Gembul.

Meski demikian, Guru Gembul tetap menghargai rekam jejak Rocky sebagai kritikus tajam di masa lalu.

“Saya masih menikmati Rocky sebagai pengkritik penguasa dengan celotehan membabi buta, yang membuka nalar manusia dengan satir-satir yang menohok. Tapi sekarang dia jadi lebih santun, baik hati, dan imut-imut terhadap pemerintah,” pungkasnya. (hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *