Daerah

Dukung Iklim dan Konservasi, UB Perkuat Skema Carbon Trading dan Adopsi Pohon Langka

71
×

Dukung Iklim dan Konservasi, UB Perkuat Skema Carbon Trading dan Adopsi Pohon Langka

Share this article
Kepala UPT Pengelola Kawasan Hutan UB, Dr. Mochammad Roviq. (Foto: Sudutkota.id/ded)

Sudutkota.id – Universitas Brawijaya (UB) melalui UB Forest resmi meluncurkan program perdagangan karbon (carbon trading) sekaligus memperkuat komitmen konservasi pohon langka sebagai bagian dari strategi mitigasi perubahan iklim.

Program ini dipaparkan dalam kegiatan Bincang Santai (BONSAI) bertajuk Inovasi Pengelolaan Hutan Pendidikan untuk Bumi yang Lestari di UB Forest, Selasa (23/7/2025).

Kepala UPT Pengelola Kawasan Hutan UB, Dr. Mochammad Roviq, menjelaskan bahwa pengelolaan hutan di UB Forest mengedepankan dua pendekatan utama, yakni pemanfaatan dan perlindungan.

“Pemanfaatan dilakukan melalui hasil hutan bukan kayu serta jasa lingkungan, sementara perlindungan menekankan pada pelibatan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan,” ujarnya.

Roviq menambahkan, UB Forest telah mengembangkan sistem agroforestry dengan melibatkan warga sekitar. Mereka diberi kesempatan menanam komoditas seperti kopi di lahan hutan terbuka, serta tanaman serbaguna seperti alpukat.

Selain itu, UB Forest aktif menyelenggarakan pelatihan inventarisasi flora dan fauna hingga penelitian ekologi, yang terbuka bagi masyarakat maupun akademisi.

Prestasi UB Forest juga mendapat pengakuan nasional. Tahun ini, kawasan tersebut meraih penghargaan Teladan Wana Lestari dari Kementerian Kehutanan, sebagai bukti bahwa pengelolaan hutan pendidikan UB selaras dengan prinsip keberlanjutan.

Lebih lanjut, Koordinator Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan UB Forest, Rifqi Rahmat Hidayatullah, mengungkapkan bahwa UB saat ini tengah memproses pendaftaran skema perdagangan karbon melalui Sistem Registri Nasional (SRN) yang dikelola pemerintah.

“Dengan SRN, potensi penyerapan karbon dari UB Forest bisa diverifikasi secara resmi dan dimanfaatkan dalam perdagangan karbon. Ini bentuk kontribusi UB terhadap mitigasi krisis iklim sekaligus memberi nilai tambah bagi pengelolaan hutan,” jelasnya.

Tak hanya itu, UB Forest juga menaruh perhatian besar pada penyelamatan pohon langka. Acuannya yaitu pada Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) yang diakui secara global. Bersama Forum Pohon Langka Indonesia (FPLI), UB aktif menanam dan merawat pohon-pohon langka yang terancam punah.

“Pohon langka bukan sekadar bagian dari konservasi. Berbagai penelitian menunjukkan banyak jenis menyimpan potensi bioaktif penting untuk kesehatan, pangan, maupun ilmu pengetahuan. Kehilangan satu spesies bisa berarti hilangnya peluang besar bagi masa depan,” kata Rifqi.

Untuk memperluas partisipasi publik, UB Forest menawarkan dua skema adopsi, yakni Adopsi Pohon Langka dan Adopsi Area Pohon Langka.

Skema pertama memungkinkan individu atau lembaga mengadopsi pohon tertentu, sementara skema kedua memberi kesempatan lebih luas dengan mengelola area minimal satu hektare.

Menurut Rifqi, langkah ini bukan hanya menjaga kelestarian, melainkan juga investasi jangka panjang bagi ekosistem, ketahanan pangan, serta keberlanjutan generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *