Sudutkota.id – Calon Wali Kota Malang Mochamad Anton, atau biasa dipanggil Abah Anton mendatangi Pasar Tradisional Madyopuro, Kota Malang, Selasa (8/10).
Kedatangan Abah Anton di pasar itu langsung dikerumuni para pedagang yang mayoritas kaum emak-emak.
Mereka, para pedagang nampak antusias mendekati calon wali kota dari pasangan Abadi (Abah Anton – Dimyati Ayatullah). Sambil meminta kaus bergambar pasangan Abadi, para pedagang juga mengabadikan momennya utuk foto selfie dengan mantan Wali Kota Malang periode 2013 – 2018 itu.
Bahkan, mereka menyatakan sangat mendukung Abah Anton – Dimyati Ayatullah menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang untuk periode 2024 – 2029.
Dalam kesempatan itu, Abah Anton mengungkapkan, setiap kehadirannya di suatu tempat, selalu mendapat sambutan euforia dari warga. Kata dia, warga menghendaki untuk dirinya memimpin kembali Kota Malang. Atas dukungan itu, ia mengungkapkan sangat mengapresiasinya.
“Ini yang luar biasa dari masyarakat kita dan terutama power emak-emak ini memang luar biasa sekali, tidak bisa digoyang. Jadi saya kira kekuatan kita memang kalau melihat dari penduduk kita banyak besar memang dari wanita,” terang Abah Anton.
Menurutnya, kamu ibu-ibu bisa menjadi salah satu motor untuk suksesnya tim Abadi di dalam meraih kemenangan dalam Pilkada 2024.
“Yang jelas masyarakat itu sudah tahu, kami sudah pernah membuktikan bahwa apa yang saya sampaikan saat masih menjabat sering berkunjung karena tujuan kami berkunjung itu tidak hanya program kerja saja, tapi mencari persoalan-persoalan yang memang harus kita benahi,” beber Abah Anton.
Luluk, salah satu pedagang pakaian di pasar tersebut, di hadapan Abah Anton mengungkapkan, saat ini kondisi pasar tradisional Madyopuro sangat kotor dan kurang terawat. Beda saat Abah Anton masih menjabat sebagai Wali Kota Malang.
“Saat ini kondisi pasar sangat kotor, jalan masuk ke dalam pasar rusak, saya sudah sampaikan ke dinas terkait namun tidak ada tindakan, ” kata Luluk
Lanjut, dulu saat Abah Anton masih menjabat Wali Kota Malang, sarana prasarana pasar ini sangat diperhatikan dan terlihat bersih.
“Nggak seperti ini terlihat kotor dan kumuh. Saya doakan Abah Anton bisa jadi Wali Kota Malang lagi dan bisa memperhatikan kondisi pasar tradisional lebih baik serta para pengunjung bisa meningkat,” jelasnya.
Menanggapi unek-unek para pedagang tradisional yang notabenenya emak-emak, Abah Anton mengatakan, bahwa ruang publik seperti Pasar Madyopuro harus diperhatikan oleh Pemerintah Kota Malang.
“Bahwa bersih itu memang diharapkan, tapi juga begitu harapannya tidak hanya bersih saja, bagaimana pemerintah ini juga meramaikan pasar ini. Nah itulah kisi-kisi kita ke depan, saya ingin berinovasi bagaimana menciptakan pasar ini bisa ramai,” ujar Abah Anton.
Ditambahkan Anton, para pedagang dan para pengunjung pasar tradisional Madyopuro meminta semacam pelayanan dari pemerintah tentang ruang-ruang publik yang harus segera dikenal dan juga meminta supaya ada kenyamanan di dalam pasar supaya orang berbelanja itu senang.
“Dan yang paling utama gerakan kita adalah saya ingin menjadikan pasar ini sebagai bagian dari pasar wisata, seperti yang sudah saya lakukan di pasar Oro-Oro Dowo,” terang Anton.
Anton juga menyampaikan, hal tersebut akan dikaji olehnya. Harapannya, pasar ini nantinya bisa melayani para pengunjung hingga sore sebagai mana para pelaku dunia usaha harapkan.
“Agar selalu ada perputaran uang di masyarakat. Semua masih memungkinkan bisa kita lakukan, karena ini tergantung dari pemerintah nanti kedepan dan masing masing kebijakannya. Dan mungkin dari sekian pasar ini sudah menjadi alokasi kami untuk segera revitalisasi,” tandasnya. (Mt)