Sudutkota.id – Di Kota Batu, tercatat sebanyak 5.000 lebih keluarga terancam stunting. Hal itu berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu.
Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Kota Batu Muhammad Hartoto membeberkan, angka stunting mengancam sebanyak 5.621 keluarga.
“Tingginya angka stunting itu salah satu penyebabnya adalah pola asuh anak yang tidak tepat dari orang tua. Salah satu contohnya adalah ketika orang tua sibuk bekerja dan harus meninggalkan anak mereka di bawah pengasuhan nenek atau pembantu, sehingga perhatian terhadap kesehatan dan gizi anak menjadi kurang,” ungkapnya, Kamis (18/7/2024).
Untuk itu, kata Hartoto menjelaskan, penanganan stunting di Kota Batu lebih fokus pada perbaikan pola makan dan pola asuh yang tepat. Hingga Juli 2024, terdata sudah sekitar 2.161 keluarga yang mendapatkan pendampingan, meskipun masih ada ribuan keluarga lainnya yang membutuhkan bantuan.
Untuk mengatasi masalah ini, DP3AP2KB bekerja sama dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari 164 tim dan 492 kader TPK yang tersebar di desa-desa.
“TPK ini bertugas untuk melakukan pendampingan secara intensif dan memastikan perkembangan keluarga yang didampingi,” ujarnya.
Selain itu, kata Hartoto, DP3AP2KB juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan pangan tambahan atau obat-obatan sesuai kebutuhan.
“Pendampingan ini dilakukan dengan pendekatan sensitif, dimana sebanyak 70 persen intervensi difokuskan pada keluarga berisiko tinggi, sementara sisanya 30 persen untuk keluarga lainnya yang tetap membutuhkan bantuan,” jelas dia.
Hal ini dilakukan karena risiko stunting dapat muncul kapan saja, dan penting untuk tetap memonitor perkembangan anak secara teratur.
“DP3AP2KB terus berupaya meningkatkan efektivitas pendampingan ini agar dapat menurunkan angka stunting di Kota Batu,” tutupnya. (Dn)