Sudutkota.id- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (30/4) memperingatkan serangan Israel terhadap Rafah di Jalur Gaza yang akan segera terjadi, dan perkembangan yang dilakukan Israel dalam akses bantuan ke daerah tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan atau membenarkan suatu operasi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Israel untuk melakukan segala cara upaya untuk mencegah serangan Israel terhadap Rafah di Gaza Selatan, tempat lebih dari 1,2 juta pengungsi Palestina di Gaza berlindung.
Seperti dilaporkan Reuters, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya pada hari Selasa (30/4) mengungkapkan akan melanjutkan serangan yang telah lama diwacanakan, tidak peduli apapun tanggapan Hamas terhadap proposal terbaru untuk menghentikan pertempuran dalam perang yang telah berlangsung hampir tujuh bulan dan kembalinya sandera Israel.
Sudah hampir sebulan yang lalu, Israel telah berjanji untuk meningkatkan akses bantuan ke daerah kantong berpenduduk 2,3 juta orang tersebut, setelah Presiden AS Joe Biden menuntut langkah-langkah untuk meringankan krisis kemanusiaan, dengan mengatakan AS dapat memberikan persyaratan dukungan jika Israel tidak bertindak.
Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemajuan bertahap dalam mencegah kelaparan yang disebabkan oleh manusia yang sepenuhnya dapat dicegah di Gaza utara, namun itu masih belum cukup.
“Masih banyak kemajuan yang sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Ia pun secara khusus meminta Israel untuk menepati janjinya untuk membuka dua penyeberangan ke utara.
“Hambatan utama dalam mendistribusikan bantuan di Gaza adalah kurangnya keamanan bagi para pekerja kemanusiaan dan orang-orang yang kami layani. Konvoi kemanusiaan, fasilitas dan personel, serta orang-orang yang membutuhkan tidak boleh menjadi sasaran,” sambung Guterres.
Sementara itu, Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengungkapkan bahwa Dunia telah meminta pemerintah Israel selama berminggu-minggu untuk menyelamatkan Rafah, namun operasi darat di sana akan segera dilakukan.
Menurutnya, perbaikan dalam memberikan lebih banyak bantuan ke Gaza tidak dapat digunakan untuk mempersiapkan atau membenarkan serangan militer besar-besaran terhadap Rafah.
“Kebenaran yang paling sederhana adalah bahwa operasi darat di Rafah akan menjadi sebuah tragedi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata,” pungkasnya. (Ka)