Sudutkota.id- Presiden John Biden dari partai demokrat dan mantan presiden Donald Trump dari partai republik telah mengamankan posisinya dari masing-masing partai untuk maju ke pilpres AS yang akan digelar 5 November 2024.
Kedua kandidat presiden tahun 2020 ini akan memberikan AS pertandingan ulang pertama di pemilihan presiden dalam 70 tahun terakhir. Terakhir kali, pertarungan ulang antara kedua Capres yang sama terjadi tahun 1956, ketika Presiden Dwight Eisenhower dari Partai Republik mengalahkan mantan Gubernur Illinois, Adlai Stevenson, dari Partai Demokrat, untuk kedua kalinya.
Pada Selasa (12/03/2024) malam waktu setempat, Kedua kandidat mendominasi pemilihan pendahuluan di negara bagian Georgia, Mississippi, dan Washington yang condong ke Partai Demokrat. Trump juga memenangkan kaukus Partai Republik di Hawaii. Seperti yang dilansir dari media Time News, Kamis (14/3/2024).
Sudah dipastikan bahwa pemilu musim gugur tahun ini akan menampilkan pertarungan ulang antara dua presiden yang fenomenal. Pada usia 81 tahun, Biden sudah menjadi presiden tertua dalam sejarah AS, sementara Trump yang berusia 77 tahun menghadapi hukuman penjara selama beberapa dekade sebagai terdakwa dalam empat kasus pidana.
Dalam sebuah pernyataan, Biden merayakan pencalonan tersebut sambil menyebut Trump sebagai ancaman serius terhadap demokrasi.
“Dia (Trump) sedang menjalankan kampanye kebencian, balas dendam, dan pembalasan yang mengancam gagasan Amerika,” ucapnya.
Biden juga melanjutkan, “Saya merasa terhormat bahwa koalisi luas pemilih yang mewakili keragaman Partai Demokrat di seluruh negeri telah menaruh kepercayaan mereka kepada saya sekali lagi untuk memimpin partai kita, dan negara kita, di saat ancaman yang ditimbulkan oleh Trump sangat besar, lebih besar dari sebelumnya.”
Di lain sisi, Trump mengunggah sebuah video yang diposting di media sosial, merayakan apa yang disebutnya sebagai hari kemenangan yang luar biasa.
“Tetapi sekarang kita harus kembali bekerja karena kita mempunyai presiden terburuk dalam sejarah negara kita,” kata Trump tentang Biden. “Jadi, kami tidak akan meluangkan waktu untuk merayakannya. Kami akan merayakannya dalam delapan bulan setelah pemilu selesai.”
Walaupun mereka saling menyerang satu sama lain, jalan ke depan tidak akan mudah bagi masing-masing kandidat.
Trump menghadapi 91 dakwaan kejahatan dalam empat kasus pidana yang melibatkan penanganan dokumen rahasia dan upayanya untuk membatalkan pemilu tahun 2020, serta dugaan kejahatan lainnya.
Biden, yang akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan berikutnya, berupaya meyakinkan para pemilih yang skeptis bahwa ia masih mampu secara fisik dan mental untuk berhasil dalam pekerjaan paling penting di dunia ini.
Biden juga harus menghadapi pertikaian tambahan di dalam basis progresif partainya, yang marah karena dia tidak berbuat lebih banyak untuk menghentikan perang Israel melawan Hamas di Gaza. (Ka)