Sudutkota.id- Sejumlah 30 sekolah akan bakal diperbaiki dengan alokasi anggaran dana sebesar Rp 5 miliar, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang Tahun 2025 ini.
Perbaikan sekolah itu meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Yang mana, perbaikan tersebut merupakan salah satu program prioritas dari Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan S.T., M.M.
“Ada 51 sekolah yang menjadi prioritas saya, ketika awal menjabat. Tahun ini, kita punya target memperbaiki 30 sekolah dengan anggaran Rp 5 miliar dari APBD,” ujar Iwan saat meninjau perbaikan di SDN Ketawanggede yang telah selesai dikerjakan.
Menurut Iwan, sebenarnya perbaikan sekolah tidak hanya dengan dana APBD. Namun, perbaikan sekolah juga dapat didukung oleh sumber pendanaan lain seperti APBN, APBD provinsi, hingga dana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP).
“Sebagai contoh, perbaikan di SDN Ketawanggede yang telah rampung pada akhir 2024 menggunakan dana TSP sebesar Rp 611 juta. Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Perbaikan sekolah bisa didukung dari berbagai sumber, termasuk APBN, APBD provinsi, dan APBD kota. Kalau ada kondisi darurat, bisa dilakukan pembiayaan dari para pelaku usaha yang memiliki komitmen membantu Kota Malang,” paparnya.
Ia menjelaskan perbaikan di SDN Ketawanggede dilakukan dengan menggunakan material berkualitas, untuk ketahanan jangka panjang. Salah satunya dengan penggunaan kerangka baja ringan, menggantikan kusen kayu yang lebih rentan rusak.
“Anggaran TSP Rp 611 juta itu bukan nilai yang kecil, dan ini adalah bukti bahwa kita memprioritaskan pembangunan agar bangunan sekolah bisa bertahan lebih lama. Dengan kerangka baja ringan, bangunan bisa bertahan tanpa mengalami kerusakan hingga 10 atau 20 tahun ke depan,” tandasnya.
Mengenai kondisi sekolah di Kota Malang, sambung Iwan, pihaknya telah belanja masalah sejak mulai menjabat.
“Jadi, pertama kami turun langsung, kemudian datang lagi sebulan setelahnya untuk memastikan progres pembangunan. Ketika kami datang yang ketiga kali, perbaikannya sudah selesai dan sudah dimanfaatkan oleh siswa. Ini menjadi bentuk pembelajaran bahwa kita tidak harus selalu bergantung pada APBD, tapi bisa mengoptimalkan sumber lain yang sah demi kepentingan pendidikan di Kota Malang,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana mengatakan program perbaikan ini mencakup berbagai tingkat kerusakan, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
“Rata-rata kerusakan sekolah itu, karena mengalami kerusakan atap, sehingga menjadi prioritas utama kami. Kalau sudah berbicara soal keamanan, maka yang paling krusial adalah atap. Dengan adanya perbaikan ini, semoga proses belajar mengajar dapat berjalan lebih aman dan nyaman bagi siswa serta tenaga pendidik,” pungkasnya. (Pro/AD)