Sudutkota.id- Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) memberikan atensi agar dana desa bisa ikut andil dalam intervensi prevalensi stunting di Kota Batu.
Hal itu ditekankan oleh Kepala DP3AP2KB Kota Batu, Aditya Prasaja, agar para pemangku wilayah di 19 desa bisa ikut mengatur dana desa, sehingga bisa ikut andil menekan angka stunting di Kota Batu.
“Sehingga tugas untuk mengintervensi bisa sama-sama dirasakan baik dari tingkat kota hingga tingkat desa,” jelasnya pada Jumat (8/3/2024)
Aditya juga mengungkapkan bahwa terjadi penurunan prevalensi balita stunting di Kota Batu sebesar 6,17 persen, atau dari 1.932 (18,2 persen) balita pada Januari 2023 menjadi 1.326 (12,03 persen) Balita di November 2023.
“Capaian ini merupakan keberhasilan dari berbagai program unggulan penanganan stunting yang dilaksanakan, antara lain penyediaan Pos Gizi Stunting (Pozting) di 24 desa atau kelurahan, pendampingan keluarga balita stunting dengan kegiatan Bapak Bunda Asuh (BBAS), pemberian PMT pada bayi, balita, busui dengan kebutuhan gizi,” beber pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Kesehatan itu.
Sementara itu, untuk program yang akan dilakukan yaitu pemeriksaan balita stunting oleh dokter spesialis anak, pendampingan ibu hamil resiko tinggi di 24 desa/kelurahan dan menyasar balita gizi kurang serta pendampingan pada keluarga balita stunting dengan program Ananda Bergizi (Asuh Dan Dampingi Balita Bermasalah Gizi).
“Program-program tersebut apabila ditotal maka melibatkan 66 stakeholder dan 1.309 balita yang didampingi. Dan secara tidak langsung akan berdampak pada gizi anak-anak di Kota Batu yang bisa naik secara signifikan,” pungkasnya. (Dn)